Senin, 16 Februari 2015

askeb pada ibu hamil dengan diabetes melitus

Asuhan Kebidanan pada ibu dengan diabetes melitus



BAB I

Landasan Teori

1.1.                       Diabetes Melitus

Diabetes Melitus ( DM ) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglekimia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu : Diabetes Mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut Diabetes Melitus Gestasional dan Diabetes Melitus yang terjadi sebelum hamil disebut Diabetes Melitus Pragestasi.
Diabetes mellitus merupakan ganguan sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004)

1.1.1.      Diabetes Melitus Pragestasi

Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes mellitus kemudian hamil. Mereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. Mereka dengan komplikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi.Diabetes Pragestasi adalah diabetes yang terjadi sebelum konsepsi dan terus berlanjut setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat berupa diabetes tipe 1 (tergantung insulin) dan tipe II (tidak tergantung insulin), yang mungkin disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan komplikasi diabetic lainnya. Kondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolic yang terganggu selama masa pragestasi memiliki implikasi yang signifikan. Adapun hormone yang normal terhadap kehamilan mempengaruhi kontrol glikemia pada pasien diabetic pragestasi. Kehamilan juga dapat mempercepat kemajuan komplikasi vaskuler diabetes. Selama trimester pertama, sementara kadar glukosa darah maternal dalam kondisi normal menurun, dan respon insulin terhadap glukosa meningkat, kontrol glikemia meningkat. Dosis insulin untuk klien diabetic yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk menghindari   hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi pada klien diabetic tipe 1 selama awal kehamilan (Mayer, palmer, 1990)

1.1.2.      Diabetes Melitus Gestasional

Diagnosis DMG ditegakkan tanpa memperhatikan kebutuhan akan insulin atau kontrol diet atau apakah ada kemungkinan diabetes atau tidak, yang pasti belum pernah terdiagnosis sebelum kehamilan berlangsung (Varney, 2007. Diabetes Melitus Gestasional ( DMG) adalah kelainan padda metabolisme karbohidrat dari factor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan ( Marilyn, 2001).
Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa

1.2.                       Etiologi

Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Faktor kegemukan karena kegemukan menyebabkan sel-sel beta kurang peka terhadap rangsang dan kegemukan menekan jumlah reseptor insulin pada sel target di seluruh tubuh (Guyton,1986).
a.       Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
b.      Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.
Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu menderita penyakit penyerta tadi.
c.       Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
d.      Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.
e.       Obat-obatan.
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.
f.       Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.( Kapita Selekta Jilid III, 2006)

1.3.Patofisologis

1.3.1                    Pengaruh Diabetes Mellitus tarhadap kehamilan

Faktor keturunan dan hormonal berpengaruh besar. Pada awal kehamilan (0-20 minggu) terdapat perubahan metabolisme estrogen-progesteron dapat meningkatkan hormon insulin dari otot dan jaringan. Pada akhir kehamilan (20-40 minggu) peningkatan HPL dan pergerakan hormon insulin tersebut menyebabkan peningkatan resistensi insulin, produksi gula hati dan penurunan toleransi glukosa lebih tinggi dari glukosa dalam darah (Avery & Rossi, 1994, Hollingworth, 1985, Nelson, 1994)
        Peningkatan estrogen, progesterone dan HPL selama kehamilan memproduksi daya tahan terhadap insulin pada jaringan maternal, oleh karena itu sisa glukosa darah terangkat lebih lama dari keadaan tidak hamil, dimana insulin yang diproduksi tidak cukup untuk mengatasi resistensi yang di sebabkan oleh HPL, sehingga kelebihan konsentrasi glukosa terus bertambah yang menyebabkan terjadi DMG (Hanifa,1995).
        Resistensi insulin merupakan mekanisme penghematan glukosa untuk memastikan suplai glukosa pada janin tercukupi. Selama trimerter 2 & 3 hormon estrogen, progesterin, HPL kortisol dan prolaktin bekerja sebagai antagonis untuk meningkatkan resistensi insulin.
        Menjelang akhir kehamilan kebutuhan insulin meningkat 2-4 kali, jika pancreas tidak cukup memproduksi insulin maka akan menjadi pemicu terjadinya DMG.
        10 % ibu hamil mengalami glukosuria tanpa kenaikan glukosa darah, karena peningkatan GFR selama kehamilan, kondisi ini sering terjadi pada primipara (Winifred,2001)
        Hilangnya glukosa dalam urine. Pada kehamilan terjadi glukosuri sampai hasil reduksi positif 1, hal tersebut normal disebabkan karena laktosuri dan glukosuri renal (M.Tobing,2005). Bila jumlah glukosa yang memasuki tubulus ginjal meningkat 222 mg per menit, maka glukosa belebihan tidak dapat diabsorpsi dan di keluarkan ke dalam urine.

1.3.2                    Pengaruh kehamilan terhadap Diabetes Melitus

        Kehamilan merupakan suatu status diabetogenik, oleh karena itu bila menderita DM kondisi akan bertambah buruk selama kehamilan mengarah ke retinophaty dan nepriphaty.
        Pada usia kehamilan 30 minggu, peningkatan hormon insulin ada pada puncanya dan sulit di kendalikan walaupun ada hormon HPL, estrogen, progesterone dan kortisol.
        Pertumbuhan janin dan ibu membutuhkan karbohidrat yang lebih banyak sehingga sering di temukan ketosis ( Seller,1993)

1.3.3                    Pengaruh Diabetes Melitus pada janin

        Selama kehamilan terjadi trasfer glukosa dari ibu kapada janin melalui plasenta.
        Pada pertengahan kehamilan dan sepanjang timester 3 , ibu menyimpan cadangan makanan untuk janin melalui peredaran oksigen yang mengandung lemak.
        Plasenta aktif mengirim glukosa ke janin sehingga bila terjadi penurunan transfer glukosa mengakibatkan kematian pada janin.
        Apabila janin mendapat pasokan glukosa yang berlebih, akan terjadi hiperinsulinemia yang akan mengubah glukosa menjadi cadangan lemak dan glikogen sehingga menyebabkan bayi menjadi besar (Seller,1993).                              

1.4. Komplikasi

1.4.1 Perinatal :

a.       Kematian perinatal bayi dengann ibu DMG sangat tergantung dari keadaan hiperglikemia ibu.
b.      Makrosomia
Ibu dengan DMG 40% akan melahirkan bayi dengan BB berlebihan pada semua usia kehamilan. Makrosomia mempertinggi terjadinya trauma lahir, sindrom aspirasi mekoneum dan hipertensi pulmonal persisten. Trauma lahir biasanya terjadi akibat distosia bahu, sehingga dapat menyebabkan fraktur humerus, klavikula, palsi Erb syaraf frenikus, bahkan kematian janin.
c.       Sekitar 20-50% bayi dengan ibu DMG mengalami hipoglikemia (GD < 30 mg/dl) pada 24 jam pertama setelah lahir dan biasanya terjadi pada bayi makrosomia. 
d.      Hambatan pertumbuhan janin Ibu DMG dengan komplikasi vaskular akan memberikan bayi dengan BB rendah pada kehamilan 37-40 minggu. Hal ini dapat terjadi juga karena adanya perubahan metabolik ibu selama masa awal persalinan. 
e.       Cacat bawaan Kejadian cacat bawaan adalah 4,1% BIDMG. Cacat bawaan terjadi paling banyak pada kehamilan dengan DMG yang tidak terpantau sebelum kehamilan dan pada trimester pertama. Lima puluh persen kematian perinatal disebabkan kelainan jantung (TAB, VSD, ASD), kelainan ginjal (agenesis ginjal), kelainan saluran cerna (situs inversus, syndrome kolon kiri kecil), kelainan neurologi dan skelet. Kekerapan cacat bawaan ringan lebih besar, mencapai sekitar 20%. 
f.       Hipokalsemi dan hipomagnesemia Bayi dikatakan hipokalsemia bila kadar kalsium darahnya < 7 mg/dl (kalsium ion < 3 mg/dl). Beratnya hipokalsemia berhubungan dengan tingkat terkendalinya kadar glukosa ibu DMG. Bayi mengidap hipomagnesemia bila kadar magnesium < 1,5 mg/dl. Biasanya hipomasgnesemia terjadi bersamaan dengan hipokalsemia. 
g.      Hiperbilirubinemia Meningkatnya kadar bilirubin indirect pada 20-25% BIDMG, akibat pengrusakan eritrosit yang mungkin terjadi karena perubahan pada membran eritrosit. 
h.      Polisitemia hematologis 
i.        Asfiksia perinatal Asfiksia perinatal terjadi pada 25% BIDMG, mungkin disebabkan oleh makrosomia, prematuritas, penyakit vaskulat ibu yang menyebabkan hipoksia intrauterin atau pada bayi yang lahir dengan seksio sesarea. 
j.        Syndrom gawat nafas neonatal Kejadian sindrom gawat nafas neonatal berkolerasi dengan tingkat pengendalin kadar glukosa ibu DMG. Angka kejadian sindrom gawat nafass jelas sekali menurun pada ibu DMG dengan kadar glukosa darah yang terkendali baik. Sebagian lagi gawat nafas ini disebabkan karena prematuritas, dengan produksi surfaktan paru belum cukup atau bayi dilahirkan dengan sseksio sesarea.

1.4.2 Pada ibu :

a.       Hipertensi
b.      Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk terkena preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain, yang dapat membahayakan ibu maupun sang buah hati.
c.       Preeklampsia - Eklampsia
d.      Peningkatan resiko operasi caesar

1.5. Tanda dan Gejala

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1.      Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2.      Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3.      Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4.      Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5.      Biasanya terjadi pada wanita yang gemuk kemudian kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6.      Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7.      Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8.      Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9.      Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.  Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan.
            Penegakan Diagnosa
a.    Anamnesis ( Data Subjektif )
-          Riwayat keluarga dengan DM
-          Terdapat keluhan trias penyakit gula
-          Riwayat kehamilan dengan DMG
-          Riwayat persalinan dengan bayi besar
-          Riwayat Obstetri buruk
-          Urine sering dirajang semut (Manuaba,1998)
b.    Data Objektif
-          TFU > 2 cm dari ukuran normal pada trimester 2 & 3
-          Glukosa urine > 1 + pada > 2 kali pemeriksaan
-          Adanya ketonuria, bakteri pada urine (Manuaba,1998)

1.6. Penatalaksanaan

1.6.1.                  Pada Kehamilan

a.    Deteksi dini
1)      Konseling prakonsepsi mencakup penundaan kehamilan 6-12 bulan pada ibu dengan DM untuk mempertahankan stabilitas insulin dengan penanganan dari internis.
2)      Pemeriksaan reduksi urine dan kadar glukosa darah.
Waktu pemeriksaan (Varney, 1997) :
-          Trimester 1
-          Minggu ke 28
-          Minggu ke 34-36
3)      Pemeriksaan reduksi urine menggunakan metode benedict :
-          Warna biru jernih sedikit kehijauan                                                    normal
-          Warna hijau endapan kuning                                                              (+) 1
-          Endapan kuning jelas dan banyak                                                      (+) 2
-          Tidak berwarna, endapan warna jingga                                              (+) 3
-          Tidak berwarna, endapan warna merah bata sampai kecoklatan        (+) 4
( Riyani, 2006)
4)      Persiapan pemeriksaan Glukosa darah (MNH,2002)
-          Makan dengan karbohidrat cukup minimal 3 hari sebelumnya
-          Semalam sebelum pemeriksaan puasa 8-12 jam, pagi-pagi diambil contoh darahnya.
-          Diberi beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, selalu setelah 2 jam diambil contoh darah.
o  Deteksi Kasus (Sullivan, 1973)
-          Pasien diberi tes beban glukosa oral 50 gr, 1jam kemudian diperiksa kadar gula darahnya. Bila nilai glukosa plasma > 150 mg/dl (130 mg/dl darah) maka perlu dilanjutkan dengan Glukosa Toleransi Test (GTT)
-          GTT 
Pasen diberi beban glukosa oral 100 gr kemudian diperiksa kadar gula darah

Puasa
<90 mg/dl
>/=90 mg/dl
Jam 1
<165 mg/dl
>/=165 mg/dl
Jam 2
<145 mg/dl
>/=145 mg/dl
Jam 3
<124 mg/dl
>/=124 mg/dl

·             Pengaturan skrining DM (Varney,1997)
GD Puasa
GD PP
Hal yang dilakukan
GTT
+
-
GTT
2  Abnormal : Konsultasi
+
-
GTT
2 Abnormal : DMG: Konsultasi
+
+
DM  : Konsultasi

-
-
Test ulang hamil 34-36 mg


·             Kriteria DM (WHO)

Puasa
2 jam PP
Normal
< 100
<140
DM
>/= 140
>200
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
100-139
140-199

5)      Menetapkan usia kehamilan berdasarkan HPHT dan kesesuaian dengan TFU. Apabila di temukan TFU  lebih besar dari ukuran normal, pertimbangkan makrosomia
b.    Penanganan awal
1)      Konseling tentang keadaan kehamilan dengan diabetes melitus mencakup tanda dan gejala, komplikasi dan rencana penatalaksanaan.
2)      Kolaborasi dengan Ginekolog,Internis, Spesialis Anak Dan Ahli Gizi
3)      Memelihara GD normal dengan (Varney,1997)
4)      Diet ( Kolaborasi dengan ahli gizi ) 30 kal/BB terdiri dari 50% karbohidrat, 20% ptotein, 30% lemak. PROTEIN 1-1,5/kg BB
5)      Monitoring GD dengan pemeriksaan laboratorium. Pada masa kehamilan 2 minggu sekali, pada masa nifas 1 minngu sekali.
6)      Istirahat cukup dan olah raga sesuai kondisi
7)      Pemantauan ibu dan janin
8)      Pengukuran TFU
9)      Monitor Denyut jantung janin
10)  Konseling untuk memonitor gerakan janin, kehamilan < 28 minggu 10 gerakan dalam 2 jam, kehamilan > 28 minggu 10 gerakan dalam 1 jam
11)  Menghindari terjadi infeksi
12)  Pada bulan ke- 7 , bila ditemukan aseton, gestose,  di rawat di rumah sakit (MNH, 2002)
13)  Kehamilan 34 minggu dirawat untuk persiapan persalinan (MNH,2002)
14)  Menjelang akhir kehamilan lakukan USG dan Kardiografi secara serial setiap minggu (MNH, 2002)
                                                              
c.    Penanganan Lanjut
1)      Kolaborasi dengan ginekolog, internis dan ahli gizi
a.       Pemberian insulin (human insulin) yaitu Humulin R dan Actrapid Human, bila GDP >105 dan GD PP > 120
2)      Dosis insulin perlu dirubah menurut keperluan sesuai dengan hasil pemeriksaan GD kurang lebih antara 0,5 – 1,5 unit/BB
3)      Trimester I dosis insulin di kurangi kerena mudah terjadi hipoglikemi akibat emisis
4)      Trimester II & III dosis insulin ditambah karena pola makan meningkat
5)      Pantau GD 3 kali/hari
§  Bila diperlukan dokter bisa melakukan amniosentesis untuk memeriksa keadaan paru-paru janin sebelum persalinan.

1.6.2.                  Pada Persalinan

1)    Penanganan persalinan oleh ginekolog di rumah sakit dengan fasilitas operasi
2)    Ibu hamil dengan DMG ringan  partus spontan sampai dengan usia kehamilan 40 minggu
3)    Ibu hamil dengan DMG berat (yang memerlukan insulin) kehamilan diakhiri pada 36-38 minggu dengan induksi atau SC
4)    Indikasi SC (M.Tobing,2005)
5)    Gestosis
6)    Makrosomia
7)    Gawat janin
8)    Pertumbuhan janin terhambat
9)    Primi tua
10) Riwayat still birth
11) Selama proses persalinan pemantauan DJJ dengan USG dan Kardiotokografi (KTG)
12) Bila akan dilakukan terminasi lakukan amniosentesis untuk memastikan kematangan janin ( Bila usia kehamilan < 38 minggu )
13) Pada persalinan dosis insulin di kurangi, diberi infus glukosa dan insulin bila terjadi hipoglikemi diberi insulin secara infus 2-4 satuan perjam

1.6.3.                  Pada Neonatus

a.     Penanganan awal (MNH,2002)
1)      Perlakukan bayi sebagai bayi prematur, jaga kehangatan dan evaluasi segera :
2)      Nilai apgar
3)      Periksa K/U bayi
4)      Observasi kemungkinan hipoglikemia dengan tanda hipoglikemia : Gelisah, soanosis, apatis, apnoe/trahipnoe intermiten, tangis lemah, lethargi, sulit minum dan memutar bola mata.
5)      Periksa fisik untuk melihat cacat bawaan
6)      Periksa plasenta
7)      Periksa kadar glukosa bayi
8)      Periksa haematokrit tali pusat
9)      Diberi minum 60-90 ml/kgBB/hari pada jam pertama, selanjutnya tiap jam
10)  Penanganan lanjut ( di Rumah sakit )
11)  Periksa laboratorium :
-          Kadar Glukosa serum tali pusat umur 1,2,4,8,12,24,36,48 jam
-          Kadar kalsium dan magnesium umur 6,12,24,48 jam
-          Haematokrit tali pusat umur 4,24 jam
-          Kadar serum bilirubin bila tampak kuning
§  Lakukan penanganan sebagai berikut :
-          Bila terjadi hipoglikemi ( glukosa < 25 mg/dl ) beri larutan glukosa IV 6 mg/kgBB/menit. Kadar glukosa diperiksa tiap jam
-          Bila hasil 25-44mg/dl bayi tidak tampak sakit, minum larutan glukosa 5%, periksa GD tiap jam sampai stabil, setelah itu tiap 4 jam, bila tetap rendah, infus glukosa 6 mg/kgBB/menit
-          Bila hipoglikemi dengan gejala, berikan larutan glukosa 10% 2-4 ml/kgBB/menit IV selama 2-3 menit lanjutkan dengan 6-8 ml/kgBB/menit. Konsentrasi glukosa tidak boleh lebih dari 12,5% karena dapat merusak vena.
-          Hipokalsemia dengan kejang, beri larutan kalsium glukonat 10% 1 ml/kgBB IV diencerkan dengan glukosa 5% 1:4. Kadar kalsium dipantau setiap 12 jam. Peamantauan bradikardi, aritmia jantung, nekrosis kulit dan alat infus
-          Hipomagnesemia, beri magnesium sulfat 50% 1,2 ml/kgBB/hari IM dalam dibagi dalam 2-3 dosis
§  Kelainan haematology
-          Haematokrit 60-70% tanpa gejala, minum 20-40 ml/kgBB/hari periksa tiap 6-12 jam sampai dengan < 65%. Bila HT > 70% dengan gejala, transfusi tukar partial dengan plasma beku segar.

BAB II

Studi Kasus

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I
Ny. J Umur 25 Tahun G1 P0 A0 Ah0 UK 13+3 Minggu dengan Diabetes Melitus
Di BPM Komang Ryedy Amd. Keb . Yogyakarta
No. Register                            : 1091899
Masuk BPM Tgl/ Pukul          : 21 Maret 2013
Dirawat di ruang                     : Pemeriksaan Umum

2.1.                      Pengkajian Data

Tanggal/ Pukul : 21/3/2012 ( 16.30 )        Oleh      : Bidan Komang Ryedy
A.  IDENTITAS
IBU                                                                         SUAMI
Nama                 : Ny. Julliet                                          Tn. Romeo
Umur                 : 25 tahun                                            30 tahun
Agama               : Islam                                                 Islam
Suku /Bangsa     : Jawa/ Indonesia                                Jawa/ Indonesia
Pendidikan        : SMA                                                 STM
Pekerjaan           : IRT                                                    Pegawai swasta
Alamat               :  Jln.Cempaka Wangi RT 12/RW 06 , Yogyakarta
No Telpon          : 089123309210                                  089123309211
B.  DATA SUBYEKTIF
1.    Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2.    Keluhan utama
-       Ibu mengatakan mual muntah di pagi hari
3.    Riwayat menstruasi
Menarche                  : 13 tahun                    Siklus              : 28 hari
Lama                         : 5-7 hari                      Teratur             : Teratur
Sifat darah                : cair                            Keluhan           : Tidak ada
4.    Riwayat Perkawinan
Status pernikahan     : syah               Menikah ke                         : 1
Lama                         : 1 tahun          Usia menikah pertama kali : 24 tahun
5.    Riwayat obstetrik : G1 P0 A0
No.
Jenis Kontrasepsi
Pasang
Lepas
Tanggal
Oleh
Tempat
Keluhan
Tanggal
Oleh
Tempat
Alasan

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
Kehamilan Ke
Persalinan
Anak
Nifas

Tahun
Tempat
Umur kehamilan
Jenis Persalinan
Penolong
JK
BB
Laktasi
Komplikasi


Hamil ini

6.      Riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan
7.      Riwayat Kehamilan sekarang
a.    HPHT       : 16 Desember 2012
HPL         : 23 September 2013
b.    ANC pertama kali umur kehamilan :   5  minggu
c.    Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi         : 3x,                 Tempat :  BPM            Oleh : Bidan
Keluhan           : Mual di pagi hari
Komplikasi      : tidak ada
Terapi              : Diet rendah karbohidrat, diet rendah lemak dan Tinggi protein, Fe, Kalk, B6, Asam folat
d.   Imunisasi TT
TT 1 : Ibu mengatakan belum pernah melakukan imunisasi TT
TT 2  :               -
e.    Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
-          Ibu mengatakan belum ada gerakan janin
8.      Riwayat kesehatan
a.    Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
     Ibu mengatakan sedang menderita penyakit Diabetes Melitus sejak 5 tahun yang lalu.
b.    Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
     Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun ( DM, ASMA, Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).
c.    Riwayat keturunan kembar
     Ibu mengatakan baik pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
d.   Riwayat Operasi
     Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e.    Riwayat alergi obat.                                                                                                                                                                              Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
9.    Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.    Pola Nutrisi
Makan sebelum hamil                             Makan selama hamil
Frekuensi      : +  4x /hari                        Frekuensi     : +  5x /hari
Porsi             : 1 piring                            Porsi             : 1/2 piring
Jenis             : nasi, sayur, lauk               Jenis              :sayuran, buah
Keluhan        : tidak ada                          Keluhan        : mual
Pantangan    : tidak ada                          Pantangan     : tidak ada
                                                             
b.    Minum sebelum hamil                                 Minum selama hamil
      Frekuensi      : +   8x/hari                        Frekuensi     :+   9x/hari
      Porsi             : 1 gelas                              Porsi             : 1 gelas
      Jenis             : Air putih, teh                   Jenis          : Air putih, susu
      Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada
      Pantangan    : tidak ada.                         Pantangan    : tidak ada
c.    Pola eliminasi
BAB sebelum hamil                               BAB selama hamil  
Frekuensi      :  1-2x/hari                         Frekuensi     : 1x/hari                       Konsistensi      :  lembek      Konsistensi   : lembek
Warna           : kuning kecoklatan           Warna          : kecoklatan
Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada
BAK sebelum hamil                               BAK selama hamil
Frekuensi      : + 8x/hari                          Frekuensi     : + 10x/hari
Konsistensi   : cair                                   Konsistensi  : cair
Warna           : kuning jernih                    Warna          : kuning jernih
Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada
d.   Pola istirahat
Tidur siang sebelum hamil                      Tidur siang selama hamil    
Lama            : tidak ada                          Lama            : 1-2 jam/hari
Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada
Tidur malam sebelum hamil                    Tidur malam selama hamil
Lama            : + 7 jam/hari                      Lama            : +5-6jam/hari
Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada
e.    Personal hygine
Mandi           : 2x/hari                              Ganti pakaian : 2x/hari
Gosok gigi    : 2x/hari                              Keramas          : 3x/minggu
f.     Pola seksualitas
Frekuensi      : 2x/minggu                        Keluhan       : tidak ada
g.    Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti: mencuci, menyapu dan memasak.
10.     Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
     Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
11.     Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
-       Ibu mengatakan suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
-       Ibu mengatakan ingin merawat kandungannya dengan baik.
-       Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
-       Ibu mengatakan pernah mengikuti kegiatan social dikampungnya.
-       Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.
12.Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui gizi ibu hamil
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perubahan fisiologis ibu hamil trimester 1.
13.Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-       Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah pabrik dan jauh dari kandang hewan)
-       Ibu mengatakan tidak mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing, anjing, ayam, dan burung.
C.  DATA OBYEKTIF
1.    Pemeriksaan umum
Keadaan umum                     : Baik
Kesadaran                             : Composmentis
Status emosional                   : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah          : 130/90                       Nadi                : 65x /menit
Pernafasan                : 21x/menit                  Suhu                : 36,5oC
Berat badan              : 65 kg                         Tinggi badan   : 156 cm
2.    Pemeriksaan fisik
Kepala                    : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan
   Rambut                  : panjang, lurus, hitam , tidak ada massa
Muka                      : oval, tidak ada striae gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak oedem
Mata                       : simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjung tiva merah muda, sclera tidak ikterik dan penglihatan baik.
Telinga                   : simetris, bersih
Hidung                   : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut                       : tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah, lidah bersih.
Leher                      : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar vena jugu laris.
Dada                      : tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding dada.
Payudara                : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola mamae, dan Colostrums belum keluar.
Abdomen               : tidak ada bekas luka operasi.
Palpasi Loepold
       Leopold I             : teraba ballotement
       Leopold II            : belum dilakukan
       Leopold III          : belum dilakukan
       Leopold IV          : belum dilakukan
Palpasi supra pubic   : tidak dilakukan
Osborn test               : tidak dilakukan
  TFU menurut Mc. Donal : 4 jari di atas sympysis ,  TBJ  : tidak dilakukan
His                            : belum dilakukan pemeriksaan
              Auskultasi Djj           : belum dilakukan pemeriksaan
Estremitas Atas           : Tidak ada oedem, jari kuku tidak pucat
Ekstermitas Bawah     : ada sedikit oedema pada kaki, tidak ada varises, reflek patella kaki kanan dan kiri positif
Genetalia                     : Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises.
Anus                            : Tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
                                                            Tanggal, 21 Maret 2013 jam 16.45 WIB
3.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan Reduksi Urine
4.    Data Penunjang
Hasil Pemeriksaan gula darah : 140 mg/dl
Hasil Pemeriksaan reduksi urine : + 1 ( positif 1 )

2.2.Interpretasi Data

A.    Diagnosa Kebidanan
Ibu Ny. J umur 25 tahun, G1 P0 A0 AH0,UK : 13+3 minggu dengan DM pragestasi grade II.
Data Dasar
      Data Subjektif             :
Ibu mengatakan berumur 25 tahun
Ibu mengatakan kehamilan pertama dan belum pernah abortus
Ibu mengatakan HPHT : 16 Desember 2012
Ibu mengatakan memiliki riwayat Diabetes Melitus sebelum hamil
Ibu mengatakan kehamilan pertama dan belum pernah abortu          
Data Objektif            :
Keadaan umum                     : Baik
Kesadaran                             : Composmentis
Status emosional                   : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah          : 130/90                       Nadi                : 65x /menit
Pernafasan                : 21x/menit                  Suhu                : 36,5oC
Berat badan              : 65 kg                         Tinggi badan   : 156 cm
B.     Diagnosa Masalah : Ibu Ny. J hamil TM 1 dengan DM pragestasi Gr 1
Data Dasar
Data Subjektif                   :
Ibu mengatakan memiliki riwat diabetes mellitus sebelum hamil
Data Objektif        :
Hasil Pemeriksaan gula darah : 140 mg/dl
Hasil Pemeriksaan reduksi urine : + 1 ( positif 1 )

2.3.                      Diagonosa potensial

Hipertensi, preklampsia – eklampsia, makrosomia

2.4.                      Tindakan Segera

Diet ketat, rendah karbohidrat, rendah lemak dan tinggi protein.

2.5.                      Perencanaan

1.           Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2.           Beritahu ibu sebab dan cara mengatasi keluhannya
3.           Beritahu ibu konseling diet gizi seimbang bagi penderita DM
4.           Beritahu ibu tentang tanda bahaya TM I
5.           Lakukan inform konsen pada ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan  kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter Sp.OG
6.           Anjurkan ibu untuk banyak beristirahat dan tidak bekerja berat serta menghindari terjadinya resiko infeksi
7.           Anjurkan ibu untuk rutin mengecek gula darah
8.           Berikan ibu terapi
9.           Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
10.       Lakukan dokumentasi

2.6.                      Pelaksanaan

1.         Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, yaitu :
Keadaan umum              : Baik
Kesadaran                      : Composmentis
Status emosional                        : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah    : 130/90                       Nadi                : 65x /menit
Pernafasan          : 21x/menit                  Suhu                : 36,5oC
Berat badan        : 65 kg                         Tinggi badan   : 156 cm
Hasil Pemeriksaan gula darah : 140 mg/dl
Hasil Pemeriksaan reduksi urine : + 1 ( positif 1 )
Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu keseluruhan baik , akan tetapi mengingat ibu memiliki riwayat diabetes melitus sebelumnya dan terdapat indikasi bahwa ibu masih menderita penyakit tersebut maka ibu harus mendapat perawatan yang intensif atau khusus.
2.            Memberitahu ibu sebab dan cara mengatasi rasa mualnya yaitu, rasa mualnya terjadi akibat dari perubahan keseimbangan hormone yang terjadi di dalam tubuhnya dan untuk mengatasi rasa mualnya sebaiknya ibu menghindari makan makannan yang berlemak dan berbau menyangat dan makan sedikit namun sering.
3.            Memberitahu ibu konseling diet gizi seimbang bagi penderita DM yaitu, seorang penderita DM wajib untuk selalu memperhatikan status gizinya. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang rendah karbohidrat seperti ibu bisa makan 2 butir kentang sebagai pengganti nasi , kemudian makanan rendah lemak dan tinggi protein seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan dan minum susu rendah lemak .
4.            Memberitahu  ibu tentang tanda bahaya TM I yaitu apabila  muncul odema/bengkak pada kaki, tangan, wajah ibu, keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut hebat, ganguan visual seperti penglihatan kabur , pusing yang hebat . dan apabila ibu merasakan pegal-pegal yang berlebihan serta menurunya berat badan ibu. Apabila menemui hal tersebut, ibu harus segera menemui tenaga kesehatan terdekat.
5.            Melakukan inform konsen pada ibu dan keluarga bahwa bidan akan melakukan  kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengontrol gula darah ibu melalui diet yang ibu butuhkan    dan kolaborasi dengan  dokter Sp.OG untuk memantau keadaan ibu dan janin serta tanggap terhadap berbagai resiko yang dapat terjadi pada ibu penderita diabetes miletus.
6.            Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat dan tidak bekerja berat serta menghindari terjadinya resiko infeksi.
7.            Mengnjurkan  ibu untuk rutin mengecek gula darah  dan gula dalam urine.
8.            Memberikan  ibu terapi tablet fe dan kalk.
9.            Menganjurkan  ibu untuk kunjungan ulang minimal 2 minggu sekali.
10.        Melakukukan pendokumentasian

2.7.                      Evaluasi

1.            Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya
2.            Ibu sudah mengetahui penyebab dan cara mengatasi keluhanya
3.            Ibu sudah mengetahui diet gizi seimbanh untuk penderita diabetes miletus
4.            Bidan sudah melakukan infom konsen dengan ibu dan keluarga
5.            Ibu sudah menetahui tentang tanda bahaya TM 1
6.            Ibu mengatakan akan beristirahat yang cukup dan mengurangi pekerjaan yang terlalu berat
7.            Ibu sudah mengetahui dan berajanji akan rutin mengecek gula darah
8.            Ibu sudah diberikan terapi
9.            Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013
10.        Sudah dilakukan pendokumentasian

BAB III Penutup

3.1.                      Kesimpulan

Diabetes Melitus pada ibu hamil terdapat 2 macam, yaitu Diabetes Pragestasi ( Diabetes Melitus yang terjadi pada ibu hamil sebelum kehamilanya, saat kehamilannya dan sesudah melahirkan) dan kemudian Diabetes Melitus Gestasional ( yaitu diabetes mellitus yang terjadi pada saat kehamilan sampai dengan 6 minggu pasca persalinan). Ibu dengan diabetes melitus memiliki faktor resiko tinggi untuk mengalami komplikasi- komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janinnya, sehingga ibu yang hamil dengan diabetes mellitus memerlukan asuhan kebidanan yang lebih intensif.

3.2.                      Saran

Makalah dan asuhan kebidanan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Diabetes Melitusl  ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu diharapkan kepada dosen pembimbing dan para teman- teman pembaca agar dapat memberi masukan berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.

.
Ikram, Ainal. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes pada Ibu Hamil jilid 1 Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996
Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Soegondo, Sidartawan; dkk. 1995. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI
Wheeler, Linda . 2004. Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pasca Partum. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar